Baru-baru ini, laporan anyar menyebut bahwa es di Gunung Everest mencair begitu cepat hingga membuat mayat-mayat yang sebelumnya tertimbun e...
Baru-baru ini, laporan anyar menyebut bahwa es di Gunung Everest mencair begitu cepat hingga membuat mayat-mayat yang sebelumnya tertimbun es kini mulai bermunculan. Ya, gunung tersebut memang sudah memakan begitu banyak korban yang mencoba menaklukkannya.
Jumlah kematian yang tercatat di Gunung Everest berada di kisaran 280-300 jiwa. Walau jumlahnya terus bertambah, namun tingkat kematiannya justru menurun hingga di bawah 1% dalam periode 2010-2018, atau 72 dari 7.954 pendaki yang meninggal dalam sembilan tahun itu.
Sejarah mencatat, tingkat kematian pendaki Gunung Everest tertinggi terjadi pada periode 1970-1979, dengan persentase hampir 2,2%. Lalu, pada 10 tahun berikutnya (1980-1989) tingkat kematiannya masih berada di atas 2%, dan cenderung terus menurun sejak saat itu.
Lantas, apa saja yang menjadi penyebab kematian para pendaki Gunung Everest? Dalam rentang waktu 2010-2018, longsoran salju jadi penyebab kematian paling tinggi dengan persentase 41,6%. Itu jadi salah satu alasan mengapa mayat sulit diturunkan dari sana.
Di samping itu, penyakit gunung atau penyakit ketinggian pada level akut, dengan tanda-tanda sakit kepala dan muntah-muntah, juga menjadi penyebab kematian sejumlah pendaki. Lalu, ada juga yang meninggal karena kelelahan dan jatuh dari ketinggian.
Menariknya, walau tampak begitu menyeramkan, ada yang menyebut jika Gunung Everest menjadi lokasi yang cenderung lebih aman ketimbang tempat-tempat lain di Pegunungan Himalaya. Adalah Alan Arnette, salah seorang penakluk Gunung Everest sekaligus penulis yang fokus pada kegiatan pendakian, yang mengatakan hal tersebut.
"Sebenarnya cukup mengikuti rute yang sudah biasa dilalui saja," ucapnya, sebagaimana detikINET kutip dari BBC, Minggu (24/3/2019).
Pada periode 2010-2018, lokasi paling mematikan di Pegunungan Himalaya adalah Yalung Kang. Di sana, tingkat kematiannya mencapai 75%.
Gunung Everest memang sudah memakan banyak korban. Meski begitu, kita tidak boleh lupa apa yang menjadi alasan mayat-mayat yang sudah terkubur di dalam es begitu lamanya itu bisa muncul baru-baru ini.
Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Nepal Mountaineering Association (NMA), mengatakan bahwa es di Gunung Everest mencair dengan cepat karena pemanasan global. Sejumlah studi memang sudah menunjukkan bahwa gletser di Everest, atau di hampir seluruh pegunungan Himalaya, tengah mencair dan menipis dengan cepat.
Tahun lalu, sebuah tim peneliti menggali Khumbu Glacier dan menemukan esnya menjadi lebih hangat dari perkiraan. Es terdingin suhunya -3,3 derajat Celsius, atau menjadi lebih hangat 2 derajat Celsius dari rataan suhu tahunannya.
Kuliah Beasiswa..?? Klik Disini
Gambar : Detik.com
Sumber : Detik.com